Mahasiswa KKN-T UPGRIS Buat Warga Terkesima Usai Bagikan Jamu Tolak Corona
Di hari Kamis 20 Agustus 2020 tempo hari, salah satunya mahasiswa Kampus PGRI Semarang atau yang umum disebutkan UPGRIS lakukan pekerjaan "bagi-bagi jamu" dalam rencana penerapan serangkaian pekerjaan program kerja dari KKN-Tematik Covid-19 Literasi serta Numerasi yang diselenggarakan oleh Ditjen Dikti. Pekerjaan yang dilaksanakan dalam rencana pemenuhan program kerja Kuliah Kerja Riil Tematik ini di inspirasi dari kesukaan mahasiswa berkaitan dalam konsumsi jamu dalam sehari-harinya. Jamu sendiri benar-benar berguna buat kesehatan badan dan kekebalan. Sebab dibikin dari beberapa bahan alami serta tanpa ada bahan kimia (pengawet) apa saja, jamu mempunyai tingkat efek yang minim.
Rempah-rempah yang dipakai juga fresh serta terjaga kealamiannya sebab mahasiswa berkaitan menekuni langsung dalam proses pembelian serta pengumpulan beberapa bahan formasi dari jamu itu.
Mengenai rempah yang dipakai dalam pengerjaan jamu ini diantaranya sereh, kencur, daun salam, jahe, temulawak, laos, dan gula jawa atau gula aren untuk pemanis dari jamu itu. Setelah itu keseluruhnya bahan itu dimasukkan kedlam panci serta diisi air sampai semua rempah terbenang. Selanjutnya aduk sampai mendidih serta tekankan kompor dalam api kecil supaya rempah masak dengan prima. Sesudah jamu mendidih cek rasa dari jamu, apa kurang bahan atau lain-lain. Selanjutnya angkat serta dinginkan yang setelah itu sesudah jamu dingin dapat dipindah ke wadah yang bertambah efektif seperti botol plastik.
dokpri tahap selanjutnya ialah proses pembagian jamu bikinan mahasiswa KKN-T UPGRIS ini pada masyarakat RT 04 RW 01 Desa Sambongsari. Rupanya, tanggapan yang diberi pada rasa jamu bikinan mahasiswa UPGRIS ini demikian mengagetkan. Walau baru pertama-tama membuat jamu dalam jumlah yang besar, masyarakat menjelaskan jika jamu bikinan mahasiswa ini benar-benar fresh serta tidak pahit benar-benar.
"Nyegerin mba, Tubuh jadi mudah." Sebut salah satunya masyarakat langsung menegak jamu home made ini sekejap sesudah diberikan.
"Bisa esok saya order di njenengan, mba. Jamunya engga buat eneg serta gak buat seret. Hebat intinya." Tanggapan masyarakat lainnya.
dokpri Akan tetapi Erni, demikian mahasiswa pembikin jamu itu biasa dipanggil dintanya tentang nama jamu yang ia bikin, dengan tersenyum mulai menjawab jika dia belum pikirkan nama untuk jamu bikinannya itu.
"Belum terpikir ingin diberi nama apa jamunya, tetapi dapat kok disebut jamu pencegah corona," katanya sambil memberikan dua botol jamu pada masyarakat yang sedang belanja di warung.
dokpri Nah, itu ia proses pengerjaan jamu tradisionil untuk tingkatkan kekebalan badan ditengah-tengah menggelisahkannya epidemi corona saat ini.
Mudah-mudahan berguna...